Viral! Lagu Halo-halo Bandung yang Dijiplak Malaysia Ternyata Sudah Dilindungi Konvensi Bern

Baru-baru ini jagat Indonesia dihebohkan dengan munculnya kanal YouTube Lagu Kanak TV di Malaysia yang menjiplak lagu 'Halo-halo Bandung' ciptaan Ismail Marzuki.

Rovin Bou
Jum'at, 15 September 2023 | 14:08 WIB
Viral! Lagu Halo-halo Bandung yang Dijiplak Malaysia Ternyata Sudah Dilindungi Konvensi Bern
Viral! Lagu Halo-halo Bandung yang Dijiplak Malaysia Ternyata Sudah Dilindungi Konvensi Bern ((Ilustrasi co.id))

Suara Denpasar - Baru-baru ini jagat Indonesia dihebohkan dengan munculnya kanal YouTube Lagu Kanak TV di Malaysia yang menjiplak lagu 'Halo-halo Bandung' ciptaan Ismail Marzuki

Menanggapi hal itu Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM (DJKI Kemenkumham) Min Usihen, mengatakan lagu "Halo-halo Bandung" sudah dilindungi Konvensi Bern pada tahun 1997.

"Mengacu pada ketentuan Pasal 5 Konvensi Bern, maka Karya Cipta lagu Halo-halo Bandung yang diciptakan Ismail Marzuki secara otomatis dilindungi di seluruh negara anggota Konvensi Bern yang sampai saat ini berjumlah 181 negara termasuk di Malaysia sebagai anggota konvensi Bern atas hak eksklusif yang dimiliki oleh pencipta atau pemegang hak cipta atas lagu tersebut," kata Min Usihen melalui keterangan tertulis, Jumat (15/9/2023).

Selain itu, lagu Halo-halo Bandung ciptaan Ismail Marzuki yang pertama kali diumumkan pada tanggal 1 Mei 1946 itu saat ini telah tercatat di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM dengan nomor permohonan EC00202106966.

Baca Juga:Sempat Disorot karena Selebrasi Tengil, Penyerang Timnas Indonesia U-23 Hokky Caraka Akui Sosok Shin Tae-yong Sebagai Pahlawan

Di Indonesia, pelindungan hak cipta atas karya cipta lagu berlaku selama hidup pencipta ditambah 70 tahun setelah pencipta meninggal dunia (Pasal 58 ayat 2 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta). 

Atas dasar itu, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM menyarankan agar para kreator untuk mencatatkannya di DJKI. 

Hal itu, kata dia, sebagai bagian dari upaya defensif apabila suatu ketika terjadi klaim dari pihak lain yang merugikan pencipta atau pemegang hak cipta.

"Di dalam karya cipta tersebut ada hak moral dan hak ekonomi milik pencipta maupun pemegang hak cipta yang harus kita ketahui dan hormati," ujar Min Usihen.

Dia menambahkan, apabila suatu pihak ingin menggunakan sebagian maupun secara keseluruhan karya orang lain, maka pihak tersebut haruslah meminta izin terlebih dahulu kepada pencipta maupun pemegang hak cipta.

Baca Juga:Jadi Pahlawan Penyelamat Persib di Laga El Clasico Melawan Persija, David da Silva Panen Pujian

"Jika kita kesulitan menghubungi pencipta maupun pemegang hak cipta untuk meminta izin, setidaknya kita wajib mencantumkan credit atas karya tersebut milik siapa," saran dia. 

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa dalam Konvensi Bern tentang penegakan hukum pelanggaran hak cipta memakai asas independence of protection, yang artinya, pelindungan dan penegakan hukum hak cipta mengimplementasikan aturan hukum di negara karya hak cipta tersebut dilanggar. 

Jadi terkait Lagu Halo-halo Bandung yang dijiplak tersebut harus diproses menggunakan hukum Malaysia. 

"Untuk itu, jika pencipta atau pemegang hak cipta Indonesia ingin menegakkan hak cipta di negara lain, maka gugatan dilaksanakan berdasarkan dengan Undang Undang Hak Cipta di negara tersebut," tandasnya. (*/Dinda)

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak