Suara Denpasar - Pengamat politik Rocky Gerung menjadi sangat terkenal karena ketajaman pikiran dan argumentasi. Setiap kosa kata yang dia ucapkan terdengar sangat pedas bagi lawan debatnya. Yang paling sering diucapkan adalah dungu.
Beberapa waktu yang lalu, mantan dosen filsafat Universitas Indonesia itu blak-blakan mengatakan DPR di Indonesia tidak hanya sekedar miskin etik, tapi juga miskin otak.
Pernyataan itu disampaikan ketika sedang berdiskusi ringan dengan mantan ketua KPK Novel Baswedan setahun yang lalu tentang korupsi di Indonesia. Rocky Gerung menjelaskan di Indonesia ada semacam sekte atau ideologi baru yang menunjukan seseorang bisa dihargai apabila dompetnya tebal.
Sehingga kata dia, tidak heran jika anggota DPR jam 3 sore sudah berada di Mall Plaza Senayan untuk membeli barang-barang berharga sebagai identitas orang kaya.
Baca Juga:Ryan Kurnia Jujur Akui Ada Kesulitan di Latihan Persib: Tapi Jalani Saja
Padahal sambung Rocky, anggota DPR dipilih oleh rakyat untuk membuat gagasan agar kesejahteraan masyarakat terpenuhi, bukan sebaliknya memikirkan kemewahan diri sendiri.
Dalam perbincangan itu Rocky Gerung membandingkan Anggota DPR di Australia dan Indonesia yang menurutnya sangat berbeda jauh.
"Anggota DPR jam 3 sore sudah ada di Plaza Senayan, dia gak ada di gedung DPR, bandingkan misalnya anggota DPR di Australia, jam 2 malam kalau anda ada di Canberra ibu kota Australia lampu di atas gedung parlemen itu masih menyala, itu pertanda minimal ada satu orang masih bekerja. Jadi rakyat Australia tahu wakil saya masih bekerja" kata Rocky dikutip Suara Denpasar dari kanal YouTube Novel Baswedan, Rabu (7/6/2023).
Sementara, menurut dia yang terjadi di Indonesia malah sebaliknya. Jam 3 sore anggota DPR sudah tidak berada di kantor. Karena kesadaran bekerja untuk rakyat tidak dimiliki.
"Jadi itu sebetulnya dia gak paham kalau dia anggota DPR 24 jam dia mesti pikirkan keadilan bukan mikirin dirinya sendiri," sambung Rocky.
Baca Juga:Persib Bandung Umumkan Daisuke Sato Tinggalkan Pangeran Biru
Hal itulah yang membuat Rocky mengatakan anggota DPR tidak hanya miskin etik karena menonjolkan kemewahan di atas penderitaan rakyat, tetapi juga miskin otak karena tidak sadar sebagai wakil rakyat.
"Jadi bukan sekadar miskin etik, miskin otak juga," tandas Rocky. (Rizal/*)