Suara Denpasar – PSIS Semarang tlah secara resmi mengumumkan tak lagi mengelola Stadion Citarum, Semarang.
Hal itu disampaikan langsung oleh CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi beberapa waktu lalu melalui laman resmi klub.
Seluruh fasilitas yang ada di Stadion dengan kapasitas 7 ribu penonton itu tak lagi menjadi tanggung jawab Manajemen Mahesa Jenar, meliputi kantor dan ruko.
Dalam keterangan resminya, Yoyok Sukawi tak memberikan penjelasan alasan dibalik meninggalkan Stadion Citarum.
Baca Juga:Luna Queen Rilis Lagu Melupakanmu, soal Pengalaman Ditikung Teman Baik
Pihaknya hanya menjelaskan kemana PSIS setelah tak lagi menggunakan stadion yang diresmikan tahun 1985 itu.
Yoyok Sukawi pun menyebutkan lapangan alternatif untuk menggelar latihan PSIS Semarang senior.
“Seperti Lapangan Wisesa PSIS Training Ground, Lapangan Mardie Soenarto, Lapangan Balasuga, Stadion Kebondalem Kendal dan lain-lainnya,” kata Yoyok Sukawi.
Dengan rilis PSIS Semarang tanpa alasan itu, kemudian berkembang rumor jika Pemkot Semarang melarang atau mengusir PSIS untuk tidak lagi bermarkas atau menggunakan Stadion Citarum.
Lalu, apa alasan PSIS Semarang terusir dari stadion yang pernah menjadi homebase Laskar Mahesa Jenar itu?
Baca Juga:Bukan PSIS Semarang Tapi Milik Raffi Ahmad, Berikut Lima Klub Pindah Homebase
Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita memberikan klarifikasi keterangan tentang pengelola Stadion Citarum.
Kabar pengusiran tersebut menurut Mbak Ita salah persepsi atau miss komunikasi. Di mana yang terjadi bukanlah mengusir namun hanya tentang pemanfaatan aset.
"Intinya bagaimana kita memanfaatkan aset itu dengan betul, jadi bukan terusir atau sebagainya," kata Mbak Ita, Senin 5 Mei 2023 dilansir dari Suara Semarang.
Kepada masyarakat, Mbak Ita ingin menginformasikan bahwasannya Stadion Citarum merupakan aset dari Pemkot Semarang.
Karenanya, PSIS Semarang melalui PT Mahesa Jenar menyewa dengan ketentuan dan aturan yang berlaku. Di mana telah berakhir masa sewa pada bulan April 2023.
Pihak pemerintah pun telah menawarkan apakah kerjasama akan dilanjutkan atau tidak. Daris ana kemudian diketahui PT Mahesa Jenar tak memperpanjang kontrak.
Mbak Ita juga menegaskan, bahwa soal aset semuanya harus dilakukan optimalisasi. Maka, Stadion Citarum pun harus mendapat pengelola yang baru untuk kemudian dimanfaatkan fasilitas yang ada secara komersial.
"Jadi tidak betul diusir, jadi kalo sudah selesai kontrak ya kita memberikan hak ke orang lain untuk yang mengontrak, mungkin bisa lebih besar. Kami dari pemkot bukan mau gimana gimana, tapi bagaimana kita kembali lagi menegakkan aturan yang ada, itu saja," katanya. (*)