Suara Denpasar - Dalam setiap rumah tangga pernikahan, suami memiliki peran yang amat penting untuk memastikan keberlangsungan kehidupan keluarga. Nafkah suami mengacu pada tanggung jawab suami untuk menyediakan kebutuhan sandang, pangan, serta papan bagi istri dan anak-anaknya.
Nafkah yang wajib diberikan oleh seorang suami dalam hal nafkah lahir mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk kebutuhan makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, perawatan kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya bagi seluruh anggota keluarga. Nafkah ini bertujuan untuk memastikan kesejahteraan dan keselamatan anggota keluarga secara keseluruhan.
Sedangkan dalam hal nafkah lahir, seorang suami harus memenuhi kebutuhan biologis seperti halnya kasih sayang, perhatian, pembelaan, dan lain-lain terhadap keluarganya. Hal ini bertujuan agar segenap anggota keluarga merasa terlindungi dan semakin mempererat jalinan kasih hingga berujung rumah tangga yang harmonis.
Kebanyakan dari para suami, dalam hal pemberian uang nafkah, terkadang mengalami masalah tuntutan dimana sang istri mesti menyimpan semua uang gaji suaminya dengan alasan agar mudah diatur. Namun, ternyata hal itu adalah keliru.
Baca Juga:Sempat Dilirik PSIS, Ernando Ari Langsung Dipagari Persebaya Surabaya, Aji Santoso Bilang Begini
Seorang dokter sekaligus konsultan penanggulangan dan penyalahgunaan narkoba, dr. Aisah Dahlan berpendapat bahwa seorang suami tak mesti menyerahkan semua uang gaji kepada istrinya.
“Tapi itu tadi gaji suami semuanya dipegang istri, itu gak oke,” ujar dr. Aisah dalam suatu acara dikutip Suara Denpasar dari akun Tiktok @bundahebat8 pada Minggu, 4 Juni 2023.
“Banyak sekali suami menyerahkan semua penghasilan ke istri,” ujar host.
“Nggak gitu sebetulnya,”
“Itu keliru itu,” ujar dr. Aisah.
Alasan dr. Aisah berpendapat seperti itu adalah agar seorang suami bisa menjaga martabatnya di hadapan anggota keluarganya. Seorang suami harus bisa terlihat seperti ‘pahlawan’ yang sangat dibutuhkan di kehidupan berumah tangga.
“Itu lagi yang laki-laki bawah sadarnya akan merasa bahwa dia sebagai hero-nya mana? Yang darurat yang seharusnya dia mengeluarkan dana untuk begini mana gitu,” tambah dr. Aisah.
Dokter yang sering membahas mengenai kesehatan dan seputar keluarga itu lantas menjelaskan lebih lanjut bahwa ketika seorang suami selalu memberikan penghasilan seluruhnya kepada istrinya, maka hal itu bisa membuat kelenjar di otak yang mengontrol sistem hormon (hipotalamus) seorang pria bisa mengkerut. Jika hal itu terjadi, maka kemampuan sang suami dalam mencari nafkah akan menurun.
“Hipotalamus bisa mengkerut mas helmi (host),”
“Sehingga dia punya kemampuan mencari nafkah berkurang,” kata dr. Aisah.
Dan lebih parahnya lagi, dalam kasus yang ekstrim, suami tersebut bisa mengalami orientasi seksual yang menyimpang, yakni menjadi seorang gay.
“Dan ada yang ekstrim, maaf-maaf, bisa jadi gay,” tambah dr. Aisah.
Kejadian itu bisa terjadi karena ketika hipotalamus seorang pria mengerut, maka berpengaruh juga terhadap pusat syahwat birahi. Jika seorang suami sudah sangat takut kepada perempuan khususnya istrinya, maka orientasi seksualnya memungkinkan untuk berubah menjadi tidak tertarik lagi kepada kaum perempuan.
“Udah ketakutan sama istrinya, sama perempuan, orientasi seksualnya tidak tertarik sama perempuan,” tandas dr. Aisah. (Rizal/*)