Suara Denpasar - Tiga nama bakal capres sudah menguat dan diumumkan. Yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Saat ini, persaingan keras dalam perebutan calon wakil presiden (cawapres). Yang menarik, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin masih ngebet jadi cawapres untuk berpasangan dengan Prabowo. Jika dipaksakan, apakah Prabowo bisa blunder memilih Cak Imin jadi cawapresnya?
Memang, PKB, partai yang dipimpin Cak Imin merupakan kawan koalisi Partai Gerindra. Kedua partai sepakat mengikat diri untuk mengusung capres-cawapres dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), dengan Prabowo sebagai capres, sedangkan untuk cawapres masih digodok.
Akan tetapi, Cak Imin ngotot ingin dari cawapres Prabowo meski elektabilitasnya sebagai cawapres tidak masuk hitungan. Dia sempat menemui Presiden Jokowi dan melaporkan bahwa dia akan jadi cawapres.
"Kan sudah lama (menyampaikan ingin jadi cawapres Prabowo) sering diskusi itu. (Respons Jokowi) 'ya lanjutkan'. Gitu aja," aku Cak Imin kepada wartawan di DPR RI, Jakarta, Selasa (23/5).
Baca Juga:Erick Thohir Bakal Jadi Cawapres? Netizen Soroti Posisi Fotonya Seperti Ini
Saat hadir dalam bicang dengan Akbar Faisal yang ditayangkan di kanal Youtube Akbar Faisal Uncersored, Cak Imin juga ngotot untuk jadi cawapres Prabowo.
"Kita sudah bukan hanya bicara dan diskusi, kita sudah sampai pada nota kesepahaman bahwa pasangan yang akan kita usung baik calon presiden maupun calon wakil presiden adalah pasangan yang disepakati sejak dari awal, dalam hal ini Prabowo dan saya jadi (cawapres)," kata dia.
Dia bersama Prabowo masih berupaya untuk mengajak Partai Golkar bergabung. Memang, hanya Gerindra dan PKB saja sudah cukup. Karena dalam Pemiilu 2019, suara Gerindra 12,57 persen, dan PKB 9,69 persen.
"Pak Prabowo dan saya juga sepakat alangkah baiknya kalau partai-partai yang belum memiliki koalisi bisa diajak. Intensif sekarang dengan Golkar," katanya.
Namun, bagaimana dengan elektabilitas Cak Imin? Apakah dia bisa mendongkrak suara Prabowo bisa pasangan ini bertarung?
Dari beberapa hasil survei lembaga survei, ternyata nama Cak Imin sebetulnya memiliki elektabilitas yang terlalu jauh di bawah nama-nama lain. Berikut beberapa hasil survei cawapres yang digelar lembaga survei di Indonesia.
1. Survey dan Polling Indonesia (SPIN)
SPIN gelar survei 27 April-4 Mei 2023. Hasilnya:
- Erick Thohir: 18,2 persen
- Agus Harimurty (AHY): 13,1 persen
- Ridwan Kamil: 10,5 persen
- Khofifah Indar Parawansa: 10,3 persen
- Ganjar Pranowo: 7,6 persen
- Puan Maharani 6,6 persen
- Mahfud Md 4,8 persen
- Anies Baswedan 4,3 persen
- Sandiaga Uno 2,5 persen
- Airlangga 2,3 persen
- Cak Imin 2,3 persen
- Prabowo Subianto 2,1 persen
- Andika Perkasa 1,1 persen
- Tidak Tahu/Tidak Jawab: 14,3 persen
2. Indikator Politik Indonesia
Lembaga ini baru merilis pada 18 Mei 2023 lalu. Dalam surve yang digelar 30 April-5 Mei 2023, untuk elektabilitas cawapres sebagai berikut:
- Sandiaga Uno: 24,5 persen
- Ridwan Kamil: 18,3 persen
- Erick Thohir: 15,3 persen
- Mahfud Md: 13,7 persen
- Agus Harimurti Yudhoyono: 7,5 persen
- Khofifah Indar Parawansa: 5,7 persen
- Muhaimin Iskandar: 1,1 perseen
- Tidak Tahu /Tidak Jawab: 13,8 persen
Dari dua contoh hasil survei tersebut tampak jelas bahwa nama Muhaimin Iskandar memang terlalu jauh dibandingkan beberapa nama yang memiliki kaitan dengan NU. Meski dia adalah Ketum DPP PKB dan mendapat mandat jadi capres. Dia masih kalah dari Mahfud MD maupun Khofifah Indar Parawansa.
Juga kalah jauh dari kader NU hasil naturalisasi, yakni Erick Thohir dan Sandiaga Uno. (*)