Suara Denpasar - Otong Sutarman atau yang beken dipanggil Kuwu Edan mentalnya langsung down setelah diajak muter-muter di Jakarta oleh Dedi Mulyadi.
Anggota DPR RI ini bersama Kuwu Edan berikut istri memang sedang berada di Jakarta. Sambil keliling ibu kota, Dedi Mulyadi menjelaskan soal ketimpangan yang dialami seorang kepala desa.
Sebagai pemimpin sebuah wilayah, yakni desa. Halnya Kuwu Edan yang memimpin Desa Saguling, Beregbeg, Ciamis, Jawa Barat.
Beban kerja yang dihadapi oleh Kuwu Edan terbilang lebih besar di bandingkan pendapatan yang diperoleh selama sebulan. Apalagi, sosok seperti Kuwu Edan yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Baca Juga:Betah Tinggal Bersama Kang Dedi Mulyadi, Nyi Hyang Sukma Tak Mau Pulang ke Rumah Dinas Ambu Anne
Di mana, dalam beberapa kasus. Kuwu Edan tak segan-segan untuk menggadaikan harta bendanya guna mencari modal pembangunan maupun aksi sosial di Desa Saguling.
Bahkan, dia sampai menggadaikan SK guru sang istri. 'Tukang nyabutin jukut (sayur) di Jakarta, Rp 5,7 juta gajinya," kata Kang Dedi saat bincang-bincang bersama Kuwu Edan di dalam mobil.
Mendengar hal itu, tentu Kuwu Edan hanya bisa tersenyum dengan jumlah uang yang bisa dia berikan kepada keluarga setiap bulan.
Untuk itu, Kang Dedi yang juga mantan Bupati Purwakarta dua periode berharap ketimpangan antara desa dan kota bisa segera terselesaikan.
Caranya, tentu dengan membuat beragam program yang bermanfaat kepada masyarakat desa.
Di mana, dana desa juga tersikulasi di lingkungan desa sehingga perekonomian dan kesejahteraan warga bisa meningkat.
Tak usai keherananya dengan gaji pegawai restoran bagian nyabutin jukut. Lagi-lagi, Kang Dedi berhenti dan mengajak Kuwu Edan bertanya langsung kepada seorang Satpam soal gajinya.
"Ini Kuwu jabatan. Gajinya berapa?" tanya Kang Dedi. "Rp 2,2 juta," sahut Kuwu Edan sambil ngakak. Sedangkan si Satpam mengaku gajinya Rp 4,7 juta sesuai dengan upah minimum DKI Jakarta. ***