Suara Denpasar - Jusuf Hamka telah dikenal sebagai sosok motivator sekaligus politisi yang kaya raya. Kendati memiliki kekayaan yang berlimpah, namun pengusaha muslim keturunan Tionghoa ini hampir tak pernah terlihat memamerkan harta kekayaannya.
Hal tersebut bertolak belakang dengan fenomena saat ini ketika banyak orang yang mengaku kaya raya justru melakukan flexing atau memamerkan harta kekayaan. Saat mengobrol santai dengan Denny Sumargo di podcast YouTube-nya, ia pun ditanya mengenai hal itu.
Mulanya, Jusuf Hamka menceritakan cita-citanya untuk menjadi pengusaha ketika berusia 20 tahun. Ia ingin menghasilkan uang sebesar 1.000 rupiah per hari yang kemudian secara bertahap meningkat menjadi 10.000, hingga ratusan juta.
"Setelah satu miliar per hari I stop. Saya bisa achieve di kala umur 55-60. That's 40 years, Man," katanya seperti dilihat pada podcast Denny Sumargo.
Baca Juga:Bucin! Gadis Cantik Kamboja Isyaratkan Terbang ke Indonesia, Temui Marselino Ferdinan?
Ia menegaskan bahwa bukan hal yang mudah untuk menghasilkan uang bagi seorang pengusaha melainkan butuh proses. "Jadi kalau dia bilang dua tahun kalau dia bukan anak orang kaya, impossible," katanya.
Meski begitu, hal itu bisa saja terjadi jika ada faktor keberuntungan. "Tapi 'kan dari 1 miliar orang belum tentu ada satu orang," tambahnya.
Hingga kemudian Denny Sumargo mengangkat fenomena flexing yang marak saat ini dilakukan sebagai bagian dari proses marketing. Ia bertanya mengapa dulu Jusuf Hamka tidak memakai pola semacam itu untuk memasarkan usahanya. Namun, jawaban Jusuf Hamka di luar dugaan.
"Flexing itu 'kan hanya untuk kelihatan kaya bukan kaya beneran. Saya maunya kaya beneran bukan kelihatan kaya. Kalau kelihatan kaya saya jadi foto model aja," kata Jusuf Hamka yang membuat Denny Sumargo tertawa.
Lebih jauh, Jusuf Hamka menuturkan bahwa melihat orang flexing sebaiknya tidak begitu saja dijadikan sebagai referensi.
Baca Juga:Pernah Terseret Kasus Serupa, Gisel Ikut Komentari Kasus Video Syur Mirip Rebecca Klopper
"Kalau sebagai referensi saya rasa itu enggak baik. Karena itu pasti bohong punya dan maaf itu seperti tong kosong nyaring bunyinya," tambahnya.
(*)