Suara Denpasar – Dunia politik kini sedang diramaikan dengan banyaknya artis yang mendadak bergabung ke sejumlah partai politik hingga memutuskan ikut menjadi calon legislatif di DPR RI.
Salah satunya seperti yang dilakukan presenter kondang Ramzi, yang kini terjun ke dunia politik dengan bergabung menjadi salah satu kader Partai NasDem.
Namun, banyaknya artis yang ikut terjun ke dunia politik rupanya menimbulkan pro kontra di masyarakat.
Tak sedikit dari kalangan pengamat politik memandang bahwa keikutsertaan artis nyaleg diyakini karena mereka sudah hilang ketenarannya di layar kaca hingga dituding menjadi salah satu pendulang partai.
“Rata-rata mereka yang nyaleg itu masa kebintangan sudah meredup, bahkan sudah tidak muncul lagi di layar kaca,” kata Adi Prayitno, pengamat politik UIN Jakarta, dikutip Suara Denpasar dari kanal YouTube METRO TV, Jumat (26/5/2023).
Mendapatkan banyaknya stigma buruk seperti itu di masyarakat, Ramzi pun akhirnya turut angkat bicara ketika diundang menjadi salah satu bintang tamu di acara bertajuk KONTROVERSI.
Dalam kesempatan itu, Ramzi secara terang-terangan menepis stigma buruk yang beredar di masyarakat dan membeberkan alasan sebenarnya dia ikut nyemplung ke dunia politik.
“Stigma atau pemikiran itu memang sangat menempel untuk kalangan kita, keluarga besar publik figur. Pertama, saya bisa menjawab ini karena karier saya saat ini alhamdulillah masih berada di puncak,” ujarnya dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube METRO TV, pada 19 Mei lalu tersebut.
Ia lantas membantah keras bahwa duit atau kekurangan uang bukan menjadi salah satu alasannya ikut berkecimpung ke dunia politik.
“Hal yang kedua, artis mau nyaleg pasti dia mau nyari duit? Kalau ngukur dari sisi materi, kalau kita hitung-hitung, ini bicara fakta mending duduk manis syuting setiap hari, duitnya lebih banyak daripada milih nyaleg atau jadi anggota dewan,” ungkapnya.
Pembawa acara salah satu kompetisi laga dangdut itu juga mengaku bahwa seiring perkembangan usia dan jati diri, ia merasa terpanggil untuk lebih bermanfaat bagi orang lain.
“Kesimpulannya, walaupun kalimat ini sering kita kedenger, tapi saya terpanggil,” kata ayah Asila Maisa itu.
“Ketika sudah bertambah usia, saya ingin bermanfaat untuk orang banyak. Apakah saya selama ini tidak bermanfaat? Saya yakin bermanfaat. Tapi saya ingin lebih bermanfaat lagi. Itu yang aku rasakan,” tambahnya lagi. (*)