Suara Denpasar – Nelayan dan pelaku usaha penyeberangan diminta mewaspadai potensi tinggi gelombang laut di Selat Bali dan Selat Lombok yang mencapai tiga meter oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar.
Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho, memperingatkan untuk waspada dan hati-hati, seperti yang dilansir dari Antara, Rabu (10/9/2023).
Mengutip dari Antara, Selat Bali merupakan jalur penyeberangan kapal feri dari Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana menuju Pelabuhan Ketapang. Sementara, Selat Lombok adalah jalur penyeberangan dari Pelabuhan Padangbai di Kabupaten Karangasem menuju Pelabuhan Lembar di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
BMKG memperkirakan gelombang laut di perairan Selatan Bali mencapai hingga empat meter, sedangkan di perairan utara Bali mencapai hingga dua meter.
Baca Juga:Tiara Andini Dapat Penghargaan Solois Wanita Paling Ngetop, Netizen: Karena Alshad Gak Sih
Menurut catatan BMKG, cuaca di Bali cerah berawan. Walaupun begitu ada potensi hujan dengan intensitas ringan secara tidak merata di sebagian besar wilayah Pulau Dewata.
Sementara, kecepatan angin diperkirakan hingga 45 kilometer per jam atau sekitar 24 knot yang bertiup dari timur-tenggara.
Kondisi cuaca di Bali ini dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation (MJO) kuadran kelima yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan, seperti yang disebutkan oleh BMKG Wilayah III Denpasar.
Madden Julian Oscillation (MJO) merupakan aktivitas intra-musiman yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali, berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.
Selanjutnya, suhu muka laut berkisar 28-30 derajat Celsius yang hangat dapat meningkatkan potensi penguapan atau penambahan massa uap air.
Baca Juga:Viral! KH Muzakki Syah Menangis Mimpi Bertemu Anies Baswedan: Gak Bisa Tidur Saya
Tak hanya sampai disitu, massa udara basah akan terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 milibar atau 12.000 meter.
Berdasarkan data Pusat Meteorologi Maritim BMKG, kondisi angin dan gelombang laut yang berisiko tinggi terhadap keselamatan berlayar, yaitu kepada perahu nelayan apabila kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Hal ini juga berlaku untuk kapal tongkang apabila kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, dan kapal feri apabila kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. (*)