Sudan Dilanda Perang Saudara, Pemimpin Tetangga Serukan Gencatan Senjata

Perang saudara di Sudan menjadi sorotan dunia. Sejumlah Otoritas terlihat berupaya ikut meredakan suasana.

Yogi S
Senin, 17 April 2023 | 12:56 WIB
Sudan Dilanda Perang Saudara, Pemimpin Tetangga Serukan Gencatan Senjata
Sudan Dilanda Perang Saudara, Pemimpin Tetangga Serukan Gencatan Senjata (Bbc)

Suara Denpasar - Perang saudara di Sudan menjadi sorotan dunia. Sejumlah Otoritas terlihat berupaya ikut meredakan suasana. Tak terkecuali para pemimpin Afrika Timur yang menyerukan segera diakhirinya pertempuran yang sedang berlangsung di Sudan, Minggu, (16/4/2023). 

Untuk diketahui bahwa perang saudara yang terjadi di Sudan, melibatkan entitas militer. Dilansir dari Xinhua, perang saudara di Sudan telah menewaskan sedikitnya 56 orang, termasuk warga sipil, dan melukai hampir 600 lainnya.

Kepresidenan Kenya mengatakan para pemimpin dari blok regional, Otoritas Pembangunan Antarpemerintah (IGAD), mengadakan rapat darurat secara virtual pada hari Minggu, (16/4/2023). Mereka menyerukan penghentian segera perang saudara di Sudan. Di antaranya adalah militer dan paramiliter RFS. 

Mereka yang turut serta di dalam rapat darurat secara virtual adalah Presiden William Ruto dari Kenya, Salva Kiir dari Sudan Selatan, Yoweri Museveni dari Uganda, Ismail Omar Guelleh dari Djibouti, dan Hassan Sheikh Mohamud dari Somalia.

Baca Juga:Nagita Slavina Dipuji Punya Sifat Sabar dan Cuek, Warganet Tak Terima: Karena Dia Kaya!

"Presiden William Ruto meminta para pemimpin IGAD mengambil sikap tegas terhadap krisis. Terutama untuk memulihkan perdamaian di negara Sudan," kata kepresidenan Kenya, dilansir dari Xinhua, Senin, (17/4/2023).

Para pemimpin negara Afrika ini juga meminta kedua pihak yang berkonflik di Sudan, untuk menyediakan koridor yang aman bagi bantuan kemanusiaan di Khartoum, ibu kota Sudan, dan kota-kota lainnya yang terkena dampak.

Sebagai informasi bahwa bentrokan meletus pada hari Sabtu, (15/4/2023). Bentrokan terjadi antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Paramiliter (RSF) di Khartoum. 

Menurut Komite Pusat Dokter di Sudan, bahwa data sementara menunjukkan, sedikitnya 56 warga sipil tewas, sementara 595 lainnya luka-luka, di antaranya pihak tentara yang berada dalam kondisi terdesak. (*/Dinda)

Baca Juga:Punya Ribuan Destinasi Wisata "Kece Badai", Khofifah Ajak Wisatawan Habiskan Libur Lebaran di Jatim

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak