Suara Denpasar - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan telah mengeluarkan surat yang memuat tentang penolakan proyek Terminal LNG di Kawasan Mangrove Sidakarya, Denpasar.
Sedianya proyek ini akan dikelola oleh PT. Dewata Energi Bersih yang dalam pelaksanaannya telah mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan juga Pemerintah Provinsi Bali.
Menanggapi surat dari Luhut Binsar Pandjaitan tersebut, Bendesa Adat Sidakarya, Ketut Suka mengatakan agar proyek tersebut dapat dilanjutkan.
Sebab dari pihak PT. Dewata Energi Bersih yang sudah dipercayakan Pemprov Bali untuk mengelolah proyek LNG tersebut telah berkomitmen untuk mewujudkan beberapa aspirasi dari masyarakat adat Sidakarya apabila proyek Terminal LNG itu jadi dibangun.
Baca Juga:Tolak Timnas Israel U20, Pelaku Pariwisata Bali Sebut Gubernur Koster Paradox dan Inkonsisten
Beberapa aspirasi itu diantaranya adalah mitigasi banjir yang selama ini meluap di sungai Sidakarya karena kiriman banjir dari Sesetan, Tukad Badung dan Embung. Selain itu PT. Dewata Energi Bersih berjanji akan membuat akses jalan ke pantai Sidakarya yang selama ini dihalangi oleh tumbuhan Bakau.
"Sidakarya kan perbatasan dengan selat Badung, pantainya panjang cuma kita tidak bisa masuk karena hutan Bakau, dengan adanya normalisasi sungai kemudian ada akses jalan bisa kita ke pantai. Selama ini kan kita Melastinya (upacara agama Hindu) ke Sanur, padahal kita punya pantai yang sangat panjang," katanya saat dihubungi, Senin, (28/3/2023).
Karena itu Ketut Suka berharap agar proyek Terminal LNG dapat dilanjutkan, karena sudah ada harapan masyarakat Sidakarya yang dititipkan lewat PT. Dewata Energi Bersih.
"Karena ini bukan baru, udah dari dulu kita mengharapkan itu tapi belum pernah terwujud, nah dengan adanya rencana ini di satu sisi agak kemungkinan bisa diwujudkan. Kalau ini tidak jadi berarti kan harapan kita hilang lagi," ungkapnya.
Selain dari itu, Ketut Suka mengatakan proyek ini jika sampai terealisasi otomatis akan menampung tenaga kerja dan juga ketahanan energi listrik di Provinsi Bali. Hal itu menjadi penting kata dia, agar Bali tidak bergantung dari Jawa terkait energi listrik.
Baca Juga:Drawing Dibatalkan, FIFA Tetap Kebut Inspeksi Venue Piala Dunia U-20 di Bali, Surabaya, dan Solo
"Apalagi kalau ini bisa terwujud kan kesempatan kerja juga akan terbuka. Dan yang paling utama yang kita ketahui dari sosialisasi-sosialisasi itu kan kita sangat membutuhkan energi." ujarnya.
"Apalagi Bali ini kan sangat tergantung pada Jawa energi listrik kita, nah dengan adanya seperti ini minimal ya daerah itu bisa berbuat gitu, makanya kita sangat mendukung apa yang diprogramkan oleh Pemerintah Provinsi maupun Kota Denpasar," tandasnya. (Rizal/*)