Suara Denpasar - Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB), Wayan Puspa Negara mendesak Gubernur Bali, Wayan Koster mencabut surat penolakan Timnas Israel U-20 bermain di Bali. Diketahui, surat Koster itu sebelumnya disampaikan kepada Menpora.
"Saran kami agar gubernur kembali melihat goverment guarantee (jaminan pemerintah, red) yang pernah disampaikan dan menarik kembali surat tersebut dengan segera dan berikan segera goverment guarantee pada FIFA," tandas Puspa Negara, Selasa (28/3/2023).
Puspa Negara mengaku kecewa dengan surat yang dibuat gubernur Bali terhadap Menpora. Diketahui, sebelumnya Gubernur Koster menyurati Menpora pada 14 Maret 2023 yang isinya meminta agar Timnas Israel U-20 tidak main di Bali.
"Kami sangat kecewa dengan surat tersebut yang tidak merepresentasikan wajah masyarakat Bali pada umumnya," terang Puspa.
Baca Juga:Drawing Piala Dunia U20 Batal, Erick Thohir Terbang ke Swiss, Nego FIFA soal Timnas Israel?
Pria asal Legian, Kuta, ini menjelaskan, surat penolakan gubernur Bali atas kehadiran timnas Israel U-20 kepada Menpora sebagai sebuah paradoks. Katanya, surat itu menimbulkan situasi tak menentu dan kegundahan masyarakat luas, pecinta bola hingga kegundahan jiwa pelaku pariwisata.
"Pasalnya jauh hari gubernur dengan segala perjuangannya yang sangat fantastis telah mampu membawa Bali sebagai salah satu venue dan lokasi drawing perhelatan FIFA World Cup U2-0," tandas dia.
Bahkan, kata Puspa, yang luar biasa adalah baru kali ini rencana drawing dilaksanakan di luar Swiss. Yakni di Bali. Dia mengapresiasi tinggi langkah Gubernur Bali saat itu.
"Bahkan sangat jelas penyampaian Gubernur Bali bahwa terpilihnya Bali sebagai lokasi Official Draw FIFA U-20 dan tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023 akan memberikan kontribusi besar dalam mempercepat pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali," jelasnya.
Saat acara Official Draw FIFA U20, lanjut Puspa, Bali kembali akan menjadi pusat perhatian dunia dan nama bali akan semakin harum semerbak di mata masyarakat dunia. Karena tidak saja dari 24 negara peserta yang akan hadir di Bali, tetapi juga para pecinta fanatik sepak bola dari seluruh dunia.
Baca Juga:Pernah Bermain di Piala Dunia U-20? Inilah 5 Pesepakbola yang Berhasil Jadi Bintang
"Apalagi akan disiarkan langsung oleh media seluruh dunia, sehingga Bali mendapatkan Public Relation yang semakin moncer dan kuat," jelas Puspa.
Mantan anggota DPRD Badung ini menambahkan, pada awalnya Gubernur Koster berharap acara drawing dan pelaksanaan FIFA World Cup U-20 berlangsung secara aman, damai, lancar, dan sukses.
Bahkan untuk kesuksesan acara drawing tersebut, gubernur telah berkomitmen penuh melakukan perbaikan gedung Ksirarnawa dan penataan kawasan Taman Budaya Bali (Art Center) sesuai persyaratan yang ditentukan oleh FIFA.
Juga memastikan pekerjaan diselesaikan pada pertengahan Maret 2023 dengan biaya penuh dari APBD Provinsi Bali. Dia juga menyatakan, gubernur mengajak seluruh lapisan masyarakat Bali mendukung penuh event ini dengan menciptakan situasi yang kondusif agar event bergengsi dan langka ini berjalan lancar.
Koster, kata Puspa, juga ingin menjadikan Bali sebagai pusat peradaban dunia, dengan menawarkan kedamaian, ketenangan, toleransi dan kebahagian bagi masyarakat dunia yang datang ke Bali.
"Akan tetapi situasi ini berbanding terbalik dengan langkah gubernur sendiri atas terkirimnya surat Gubernur Bali ke Menpora untuk menolak kehadiran team dari Israel, sungguh sangat paradox dengan langkah perjuangan dan persiapan yang sudah sangat matang," papar dia.
Puspa menambahkan, dari pelaku pariwisata sangat mengimpikan perhelatan FIFA World Cup U-20 ini menjadi momentum untuk menguatkan dan mempercepat recovery kepariwisataan Kuta yang baru hanya tumbuh 36,5 persen dari kondisi normal.
"Kita belum normal setengahnya pun belum," kata Puspa yang tetap berharap Piala Dunia U-20 tetap digelar di Indonesia, dan Bali salah satunya.
Di sisi lain, Gubernur Bali Wayan Koster saat ditemui wartawan di DPR RI, Jakarta, Senin (27/3/2023) menyatakan bahwa sikapnya menolak Timnas Israel U-20 juga sikap pemerintah. Namun dia menyatakan tidak bisa memberikan solusi setelah dia menolak Timnas Israel.
"Jangan tanya saya," kata Koster. (*)