Suara Denpasar - Surat penolakan terhadap Timnas Israel U-20 yang dikirimkan Gubernur Bali, Wayan Koster pada 14 Maret 2023 kepada Kementerian Olahraga (Menpora) berdampak panjang.
Poin-poin dalam surat tersebut memuat tentang penolakan terhadap Timnas Israel U-20 berlaga di Bali pada piala dunia U-20. Alasannya karena Israel menjajah Palestina.
Dampak dari itu, FIFA akhirnya membatalkan drawing piala dunia U-20 yang sebelumnya sudah dijadwalkan akan berlangsung di Art Centre Denpasar, Bali pada tanggal 31 Maret mendatang.
Terkait hal itu, terdapat saling sikut atau terjadi perbedaan pendapat antara Komisi II DPRD Provinsi Bali dan Wayan Koster. Komisi ini justru bersepakat untuk menyambut baik Timnas Israel U-20 di Bali.
Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bali, IGK Kresna Budi mengatakan mestinya ajang tersebut disambut sebagai momentum untuk memperkenalkan Bali kepada dunia internasional. Agar Bali tidak hanya dikenal dari sisi pariwisatanya saja, tetapi juga di bidang olah raga.
"Piala Dunia U-20 di Bali harusnya disambut dengan baik karena menjadi momentum untuk menunjukkan gaung Bali kepada dunia Internasional," katanya saat ditemui di Kantor DPRD Provinsi Bali, Senin (27/3/2023).
Pihaknya menilai penolakan Wayan Koster itu sangat padat dengan unsur politik. Karena pada saat G20 November 2020 lalu, delegasi Israel juga hadir di Bali dan disambut dengan baik.
Mestinya kata dia, kegiatan olahraga jangan sampai direcoki dengan urusan politik, apalagi bernostalgia dengan masa lalu karena Soekarno mendukung Palestina untuk merdeka pada waktu itu. Itu dua hal yang berbeda.
"Itu kan kegiatan olahraga, olahraga harus lepas dari yang namanya unsur politik, pada waktu G20 delegasi Israel juga masuk Bali ko, gak ada penolakan. Ini kenapa ditolak," ujar Politisi dari Partai Golkar itu.
Baca Juga:Ditolak Wayan Koster Bermain di Bali, Ramai-ramai Media Lokal Israel Serang Gubernur Bali
Dia pun berharap agar perhelatan piala dunia U-20 tetap dilaksanakan di Bali. Apalagi sudah ada anggaran yang digelontorkan, baik untuk perbaikan fasilitas lapangan maupun hal teknis dan operasional lainnya.
Selain dari pada itu, Kresna Budi mengatakan pemerintah baik pusat maupun daerah harus bijak menyikapi persoalan ini. Karena menurut dia Indonesia merupakan negara nonblok atau bebas aktif yang memilih politik jalan tengah.
"Kami dari Komisi II berharap kita harus bisa menerima karena negara kita negara bebas dan aktif gak bisa kita berada di satu blok. Mudah-mudahan bisa diterima masukan dari kami.
Bahwa kami rakyat Bali welcome kepada siapapun yang mau datang ke Bali, apalagi itu urusan olahraga, sehingga harapan kami di dewan tetap U-20 ada di Bali," tandasnya. (*/Aryo)