Suara Denpasar - Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bali, IGK Kresna Budi menilai pernyataan Koster terhadap penolakan Timnas Israel U-20 sangat bernuansa politik. Untuk itu dia meminta agar ajang olahraga piala dunia U-20 jangan dicampuradukan dengan unsur politik.
"Itu kan kegiatan olahraga, olahraga harus lepas dari yang namanya unsur politik," katanya saat ditemui di Kantor DPRD Provinsi Bali, Senin (27/3/2013).
Menurut Kresna Budi unsur politik terkait penolakan Timnas Israel itu sangat kentara, mengingat pada saat pergelaran G20 pada November 2022 lalu, delegasi Israel masuk ke Bali. Dan itu disambut dengan baik.
"Pada waktu G20 delegasi Israel juga masuk Bali ko, gak ada penolakan. Ini kenapa ditolak," ujar politikus dari Partai Golkar itu.
Baca Juga:Cok Ace Irit Bicara Terkait Pemprov Bali Tolak Timnas Israel U-20: Landasannya Sudah Jelas
Sebagai wakil rakyat Bali, Kresna Budi mengatakan pihaknya akan selalu menerima siapapun yang akan datang di Bali. Apalagi terpilihnya Bali sebagai salah satu Provinsi penyelenggara piala dunia U-20 tersebut merupakan keputusan Pemerintah Pusat. Sehingga penolakan itu dinilai berseberangan dengan keputusan pusat.
Lebih lanjut dia menilai, piala dunia U-20 di Bali harusnya disambut dengan baik karena menjadi momentum untuk menunjukan gaung Bali kepada dunia Internasional.
Untuk itu pihaknya berharap Gubernur Bali Wayan Koster dapat menerima Timnas Israel U-20 untuk berlaga di Bali. Karena dalam pandangannya Indonesia merupakan negara bebas aktif atau negara nonblok atau sebagai negara penengah yang tidak memihak pada suatu blok.
"Kami dari Komisi II berharap kita harus bisa menerima karena negara kita negara bebas dan aktif gak bisa kita berada di satu blok. Mudah-mudahan bisa diterima masukkan dari kami.
Bahwa kami rakyat Bali welcome kepada siapapun yang mau datang ke Bali, apalagi itu urusan olahraga, sehingga harapan kami di dewan tetap U-20 ada di Bali," tandasnya. (*/Dinda)
Baca Juga:PSSI Heran Penolakan Timnas Israel Baru Ramai Sekarang, Padahal Lolos sejak Juli 2019