Suara Denpasar - Gubernur Bali I Wayan Koster belakangan ini dirujak netizen. Hal ini terkait soal surat penolakan terkait tim sepakbola Israel pada Piala Dunia U-20.
Penolakan itu sendiri dinilai lebih bermuatan politik di banding bicara soal keamanan dan olahraga.
Tak hanya itu, Pak Yan-panggilan akrab I Wayan Koster juga dinilai plintat-plintut alias omongannya tidak bisa dipegang.
Sebab, sebelumnya menyatakan kesiapan mendukung gelaran Piala Dunia U-20 2023 dalam rapat Januari 2023 bersama Menpora ketika itu, Zainudin Amali.
"Harusnya (penolakan) dari awal. Mengapa diujung (drawing piala dunia U-20)? Kita sebagai pelaku pariwisata melihat ini seperti noktah," kata Wayan Puspa Negara, Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali.
Seingat dia, di awal-awal malah Pak Yan Koster begitu semangat untuk mendukung dan berjuang untuk membawa piala dunia U-20 salah satu venuenya adalah Bali. Nah, dengan surat penolakan yang dikirim ke PSSI tersebut.
Dengan sendirinya untuk drawing kemungkinan bisa batal. Hanya saja, sebagai pelaku pariwisata dan masyarakat pribadi. Dirinya berharap piala dunia U-20 tetap berlangsung di Bali.
"Secara agregat sebagai tuan rumah sudah berjalan di mana stadion Dipta dan beberapa venue lain untuk latihan. Seperti Lapangan Tri Sakti dan Samudera sudah dipersiapkan. Ini akan menjadi model diversifikasi kedatangan wisatawan. Destinasi bukan hanya budaya, tapi juga ada sport," terangnya.
Di sisi lain, jika gelaran piala dunia U-20 batal. Tentu juga akan mempengaruhi program recovery pariwisata di Bali.
"Kita sedang merecovery jumlah kunjungan akan lost energi. Kita ini baru tumbuh 36 persen. Sebelumnya kunjungan 6,5 juta wisatawan dan sekarang hanya 2,3 juta atau baru sepertiganya," tukas dia. ***