Suara Denpasar - Pemuda Katolik serukan kolaborasi antar kepemudaan ditengah perjalanan bangsa menuju Indonesia emas 2024 .
Hal itu disampaikan oleh Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Ketua Bidang Hubungan OKP dan Antar Lembaga, Robertus Bondan Wicaksono dalam seminar nasional dengan tema 'Akselerasi dan Transformasi Digital untuk Masa Depan Ekonomi Bali' yang diselenggarakan oleh Komisariat Daerah Bali, Sabtu (25/3/2023) di Aula Stimik Primakara, Denpasar.
"Sebagai pemuda katolik tentu menjadi tanggungjawab kita untuk menjalin kolaborasi dengan kelompok pemuda lain.
Kolaborasi itu merupakan upaya mewujudnyatakan ajaran Gereja yaitu cinta kasih. Hanya dengan berkolaborasi kita dapat meraih cita-cita bangsa yaitu Indonesia emas 2045," ucap Robertus Bondan Wicaksono.
Baca Juga:Patahkan Rumor! Persija Jakarta Resmi Perpanjang Resky Fandi, PSM Makassar Gigit Jari?
Bondan menegaskan sebagai organisasi yang berpegang teguh pada ajaran cinta kasih, maka sikap 100% katolik dan 100% Indonesia harus melekat pada setiap pribadi kader Pemuda Katolik.
"Kita semua (kader Pemuda Katolik) harus memiliki nilai pembeda sebagai Pemuda Katolik, yaitu 100% katolik dan 100% Indonesia. Ini yang harus mendorong kita untuk bersikap di masyarakat. Apa pun profesi kita jangan sampai nilai-nilai itu hilang," tegasnya.
Sementara Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Bali, Herman Umbu Billy mengatakan, pentingnya kaderisasi.
Hal itu berkaitan dengan eksistensi dan keberlangsungan organisasi. Selain itu, sebagai salah satu pemateri dalam seminar tersebut, Umbu Billy mengingatkan agar setiap kader Pemuda Katolik sudah harus melek teknologi.
Menurut dia, ke depan segala sesuatunya akan serba digital.
"Suka atau tidak suka, sudah saatnya kita belajar teknologi digital. Ke depan kita akan hidup di dalam dunia itu, mulai dari aktivitas di rumah, di tempat kerja. Karena saat ini pergerakan ekonomi digital sudah ada di dalam gennggaman kita," katanya.
Namun demikian Umbu mengingatkan kader Pemuda Katolik agar dapat menggunakan teknologi digital dengan bijak.
"Kita tidak perlu takut terhadap teknologi, karena manusia yang ciptakan teknologi. Karena itu manusia lebih besar dari teknologi," tandasnya. (*/Ana AP)