Suara Denpasar - Jusuf Hamka, konglomerat jalan tol Indonesia membagikan kisahnya bagaimana dirinya menjadi mualaf dan anak angkat ulama Buya Hamka.
Melalui channel Youtube Prestige Production yang diunggah pada 31 Desember 2021, Jusuf Hamka menceritakan hal itu ke Rudy Salim, sang host.
Ia mengatakan bahwa ia tumbuh dari keluarga yang moderat, sang ibu beragama Buddha, sedang sang ayah Krsiten.
"Saya punya orang tua itu moderat. Walaupun dia Buddha, ibu saya Buddha, bapak saya Kristen. Saya tidak diajarkan kepada satu fanatisme, tidak diharuskan ke gereja, ke kelenteng atau apa," ungkap Jusuf Hamka.
Baca Juga:The Real Sultan! Cuma dari Tol Cawang, Penghasilan Jusuf Hamka Sehari Bisa Capai Rp6 Miliar
Pemilik nama asli Alun Yoseph tersebut kemudian bercerita panjang lebar mengenai kapan ia pertama kali mengenal Islam. Yakni ketika ia masih bermain bersama teman-temannya yang beragama muslim. Waktu itu dirinya berusia 17 tahun.
"Saya belajar agama Buddha waktu saya sekolah, ada ekskulnya pelajaran agama. Ada yang Buddha, ada yang Kristen. Semuanya saya sudah pelajar. Nah seiring berjalannya waktu, umur 17 kalau di Samarinda, teman-teman Tionghoa pada khitanan sunat. Saya ikut sunat. Terus dibilang, mau masuk Islam nggak? Enggak berani ah, takut dimarahi sama bapak emak gue," kata Jusuf Hamka.
"Udah, saya ke Jakarta. Temen-temen saya kan semua anak-anak kampung yang pada nyeker, ibaratnya nggak pakai sendal itu bahasa betawinya ciakak. Kita nyeker di rumahnya semua, kita main gundu, kelereng. Kita main petak umpet, main galasin, mainan-mainan kampung lah, kalau anak-anak sekarang mungkin nggak kenal. Pada waktu jam-jamnya solat, orang tuanya manggil. 'Eh solat dulu, solat dulu' gitu. Sehingga waktu kita mau jogging pagi, mau ke monas subuh-subuh, orang tuanya bilang. Eh Solat dulu baru pergi joging. Saya kepengen tau, apasih solat. Saya tanya ke temen-temen. Solat tu terima kasih kepada tuhan, kita inget sama tuhan, sang pencipta katanya. Sebelum jalan supaya diberkati dikasih slamet dunia akhirat dan dikasih rezeki yang berlimpah. Oh gitu?" cerita Jusuf Hamka panjang lebar mengenai bagaimana kisah awal ia mengetahui sholat.
"Ini terngiang-ngiang terus. Nah di kala saya umur 23, hati ini sudah dapat hidayah tapi saya nggak tahu caranya. Eh saya baca majalah, ada orang masuk Islam di Al Azhar. Langsung saya dateng ke Al Azhar, saya ketemu sekretaris masjid Al Azhar. Ustad Zaini waktu itu. Saya bilang, saya mau masuk Islam, saya mau nanya-nanya dulu. Tau-tau dia telepon ke sebelah ke rumahnya Buya Hamka. Dibawalah saya ke sana langsung. Saya ketemu almarhum Buya Hamka waktu itu kharismatik sekali, saya grogi waktu itu," lanjut Jusuf Hamka menceritakan bagaimana dia berniat menjadi mualaf dan akhirnya dikenalkan dengan sosok Buya Hamka.
"Itu sendiri?" tanya Rudy Salim.
Baca Juga:Jusuf Hamka Cerita Ibu Kristen yang Toleran, Dibangunkan Sahur-Beli Wajan Khusus Jaga Kehalalan
"Saya sendiri sama staf, nggak bilang-bilang keluarga," jawab Jusuf Hamka.
"Akhirnya saya ke temen itu saya bilang, saya ceritakan saya mau masuk Islam. 'Ya udah masuk hari ini' katanya. Saya bilang saya harus belajar dulu, dia bilang ikutin saya saja. 'Lho kok maksa?' Nggak, gini, kalau kau sudah dapat hidayah, kau mau masuk Islam. Nanti buya bilang besok atau kau bilang besok dan Buya tidak arahkan. Kalau kau meninggal bukan muslim, dosanya Buya yang tanggung katanya. 'Tapi saya nggak bisa.', 'Udah ikutin Buya'. Akhirnya dituntunlah baca dua kalimat syahadat. Asyhadu alla ilaha illallah wa Asyhadu anna muhammadar rasulullah, langsung sah sebagai muslim katanya. Belajar kamu," papar Jusuf Hamka mengisahkan saat-saat ia akhirnya membaca kalimat syahadat dan resmi menjadi muslim.
Tak berhenti di situ, ia juga menceritakan bagaimana ia belajar pelan-pelan mengenai ajaran agama Islam dari rukun Islam sholat.
"Saya sebagai muslim saya kaga tau sholat, saya akhirnya baca buku. Saya malu juga nanya-nanya. Tapi tiga bulan kemudian di waktu saya lagi ikut BP7 atau Lemhanas, waktu itu masih pager, saya dapat dari kantor saya. Katanya dicari Buya Hamka. Saya langsung pulang, jam 5 saya langsung ke tempat Buya Hamka. Saya tanya, Buya ada apa? Itu hari Senin, 'Kamis kamu dateng. Saya bikin syukuran buat kamu', 'Syukuran apa?', 'Udah kau dateng aja'," lanjutnya menjelaskan awal cerita dirinya menjadi anak angkat dari Buya Hamka. Sebagaimana diketahui, nama 'Hamka' padanya tentu tak lepas dari peran sosok besar Buya Hamka.
"Jadi Kamisnya saya bingung, saya dateng ngapain ya. Malam Jumat itu. Tau-tau di aula udah rame. Rupanya ada syukuran, beliau mengangkat saya sebagai anak ideologisnya. Itu saya luar biasa, dan di hari itu beliau memberikan cincin. Cincinnya masih ada, digrafir nama Profesor Dokter Hamka dan diberi nama Hamka. Nama saya diganti dari Alun Yosep, menjadi Muhammad Jusuf Hamka," pungkas Jusuf Hamka menjelaskan bagaimana akhirnya namanya 'Alun' menjadi Jusuf Hamka, hingga akhirnya nama itulah yang ia pakai hingga kini.
Yang mengejutkan, hingga namanya berubah, orang tuanya belum tahu karena mereka berada di Samarinda. Namun setelah itu, berita mengenai Buya Hamka mualaf keluar di koran, baru pihak keluarga mengetahuinya. (*/Dinda)