Suara Denpasar – Tanggal 22 Maret nanti, umat Hindu akan merayakan Nyepi dengan melakukan Catur Brata Penyepian. Lalu, apa itu Catur Brata Penyepian? Simak penjelasannya berikut.
Dilansir dari suara.com, Catur Brata Penyepian dikenal dengan 4 pantangan yang dilakukan saat hari Raya Nyepi. Empat pantangan dalam catur brata penyepian yaitu, tidak boleh menyalakan api, tidak bepergian, tidak bekerja dan tidak mencari kesenangan atau hiburan.
Oleh karena itu, saat menyepi mereka akan melepas sifat-sifat serakah dalam dirinya dengan melakukan pantangan yang menyimbolkan sifat manusia.
Saat nyepi, umat Hindu akan melakukan Catur Brata Penyepian selama 24 jam hingga esok harinya. Lalu, mereka akan merayakan ngembak geni.
Baca Juga:Catat! Tak Hanya Bali, 3 Tempat Wisata Ini juga Tutup Saat Hari Raya Nyepi
Lalu, apa itu Catur Brata Penyepian dan maknanya? Dilansir dari suara.com, berikut penjelasannya.
Amati Geni
Amati geni berarti tidak menyalakan api. Saat memperingati nyepi, umat hindu dilarang menyalakan api/ lampu yang menjadi simbol dari nafsu. Hal ini juga memiliki makna pengendalian diri dari segala bentuk hawa nafsu.
Amati karya
Amati karya artinya tidak bekerja. Saat nyepi, umat hindu dilarang melakukan kegiatan fisik atau bekerja. Sebab, hal yang paling penting saat Nyepi adalah fokus pada aktivitas rohani dan penyucian diri.
Baca Juga:Jangan Asal Keluyuran, Simak 7 Tips Berwisata ke Bali saat Perayaan Nyepi
Amati lelungan
Amati lelungan punya arti tidak bepergian. Oleh karena itu, umat Hindu harus berdiam diri di rumah saat Nyepi. Hal ini bertujuan agar umat Hindu bisa melakukan introspeksi dan memusatkan pikiran, astiti bhakti kepada ida sang Hyang Widhi Wasa.
Amati Lelanguan
Amati lelanguan memiliki arti tidak mencari hiburan saat merayakan nyepi. Oleh karena itu, mereka dilarang mengadakan hal-hal yang menimbulkan kesenangan batin agar terlatih mencapai produktivitas rohani yang maksimal.
Itulah, 4 pantangan yang harus dilakukan oleh umat Hindu saat sedang merayakan nyepi. Semoga membantu. (*/Dinda)