Suara Denpasar - Kepala Satuan Tugas Wilayah (Kasatgaswil) Densus 88 Bali mengatakan sebanyak 98 persen terorisme jaringan NII (Negara Islam Indonesia) di Bali sudah kembali bersumpah setia kepada NKRI.
Hal itu terbukti dari 27 anggota NII kembali mengikrarkan janji setia kepada NKRI atau mencabut baiat (menghapus kesetiaan pada ideologi NII) pada, Kamis, (16/2/2023) kemarin.
"Jadi kemarin ada sebanyak 27 orang melaksanakan cabut baiat keluar dari NII kemudian ikrar setia kepada NKRI dan Pancasila," kata Kasatgaswil Densus 88 Bali, Kombes Pol I Ketut Widiarto SH., M.H., saat ditemui denpasar.suara.com, di Renon, Jum'at (17/2/2023).
Kombes Ketut mengatakan sudah 98 persen anggota NII di Bali yang kembali ke NKRI, sementara 2 persen sisanya terdeteksi sudah keluar dari Bali.
Baca Juga:Waduh, Korban Pembacokan di Titik Nol Yogyakarta Malah Dilaporkan Balik Tersangka ke Polisi!
Menurut Kombes Ketut, kembalinya anggota-anggota NII kepada NKRI tersebut berkat program pendekatan persuasif yang selama ini dilakukan Densus 88 untuk mencegah terorisme di Bali.
"Sudah 98 persen anggota yang tadinya adalah anggota NII sekarang sudah keluar dari NII. Kegiatan ini adalah salah satu bentuk pencegahan yang dilaksanakan oleh Densus 88, karena kita menganggap bahwa tidak cukup efekgif Densus itu bergerak dengan represif saja berupa penangkapan, jadi kita coba lakukan pendekatan persuasif," jelas Kombes Ketut.
Menurutnya, tidandakan represif berupa penangkapan tidak cukup efektif karena masih banyak anggota teroris yang tidak berubah setelah ditahan.
Kombes Ketut menjelaskan pendekatan represif tidak cukup efektif hasilnya karena salah satu poin penting penegakan hukum terkait dengan terorisme adalah menjadikan radikal menjadi moderat atau tidak radikal lagi, tapi pada kenyataannya cukup banyak yang tetap radikal.
Karena itu kata Kombes Ketut, pihaknya mencoba melakukan pencegahan melalui pendekatan persuasif atau lakukan penyadaran terhadap kelompok atau individu yang terpapar ideologi terorisme tersebut.
Baca Juga:5 Sekte Sesat di Indonesia: Kerajaan Ubur-ubur hingga Istighfar Terbalik
"Artinya kita tidak bisa mengandalkan pendekatan represif saja, makanya kita melakukan pendekatan yang sifatnya persuasif, nah yang sudah cabut baiat itu adalah bentuk dari pendekatan atau pencegahan dengan model persuasif," sambunya Kombes Ketut.
Lebih lanjutan, dijelaskan bahwa selama melakukan pendekatan persuasif, Densus 88 telah berhasil menyadarkan sebanyak 160 anggota yang terkapar ideologi radikal atau yang tergabung dalam jaringan terorisme NII di Bali.
Untuk semua mantan anggota NII atau yang sudah cabut baiat tersebut, Kombes Ketut mengatakan pihaknya terus melakukan pendampingan.
"Sekarang yang sudah cabut baiat itu 160 orang artinya itu sudah 98 persen, sisanya itu sudah tidak berdomisili di Bali. Dan untuk yang sudah cabut baiat itu kita terus lakukan dampingan, koordinasi dan kolaborasi," pungkas Kasatgaswil Densus 88 Bali, Kombes Pol I Ketut Widiarto SH., M.H. (*/Dinda)