Scroll untuk membaca artikel
Selasa, 07 Februari 2023 | 06:17 WIB

Pelatih Lokal yang Masih Tersisa di Liga 1, Coach Persebaya, PSS Sleman & PSIS Semarang Bertahan

Gusti Ari
Pelatih Lokal yang Masih Tersisa di Liga 1, Coach Persebaya, PSS Sleman & PSIS Semarang Bertahan
Pelatih Lokal yang Masih Tersisa di Liga 1, Coach Persebaya, PSS Sleman & PSIS Semarang Bertahan (twitter @Indostransfer)

Suara Denpasar - Saat ini Liga 1 Indonesia telah memasuki putaran kedua, dengan total 12 pelatih kepala telah dipecat ataupun mengundurkan diri. Yang terbaru ada pelatih Arema FC, Javier Roca (45) pada hari Senin (6/2/2023).

Dari 12 pelatih tersebut ada 4 pelatih kepala lokal yang telah dipecat. Sehingga hanya menyisakan Aji Santoso, Seto Nurdiyantoro, dan M. Ridwan (Pelatih Kepala Sementara).

Coach Aji Santoso sudah bersama Persebaya Surabaya selama 5 tahun, Seto Nurdiyantoro bergabung kembali ke tim berjuluk Super Elang Jawa pada Jum'at (1/4/2022) dari PSIM Yogyakarta, sedangkan M. Ridwan ditunjuk untuk mengisi posisi sementara yang ditinggalkan Ian Andrew Gillan.

Jika menelisik kenapa Banyak pelatih lokal yang gagal saat ini, mungkin bukan hanya dari kegagalan dari si pelatih saja. Namun, bisa saja ada kesalahan dari seorang manajer yang memiliki wewenang untuk membeli pemain dan staff scouting yang menjadi pemandu bakat bagi tim.

Baca Juga:Babak Baru Kasus Ibu Muda Lecehkan 17 Anak Di Jambi: Pelaku Laporkan Balik Korban, Ngaku Diperkosa 8 Bocah!

Selain hal tersebut, jika kita melihat kembali proses seorang yang ingin menjadi pelatih sepakbola harus menyelesaikan kursus kepelatihan di Asprov/Askab PSSI dan AFC.

Pada awalnya seseorang yang ingin menjadi pelatih sepakbola harus mengikuti dan menyelesaikan kursus lisensi D, biasanya diselenggarakan oleh Asprov/Askab lokal. Dari sini pelatih bisa menangani sebuah tim akademi.

Selanjutnya bisa mengikuti kursus lisensi AFC C biasarnya diadakan oleh federasi. Dari sini pelatih bisa menukangi klub Liga 3, setelah aktif selama 6 bulan di level grassroot. Setelah lisensi AFC C, pelatih bisa mengikuti kursus AFC B dari sini pelatih bisa menjadi asisten pelatih di tim Liga 1 Indonesia atau menukangi tim Liga 2, setelah memiliki pengalaman melatih selama 2 tahun dilansir Suara.com.

Selanjutnya pelatih bisa mengikuti kursus pengambilan lisensi AFC A, setelah menyelesaikan kursus tersebut pelatih bisa menjadi pelatih kepala tim Liga 1 Indonesia atau menjadi asisten kepala di tim-tim besar asia lainnya, ini memiliki syarat pelatih harus telah memiliki pengalaman melatih sejak satu tahun setelah memiliki lisensi AFC B.

Setelah menyelesaikan kursus kepelatihan lisensi AFC A, pelatih bisa mengikuti kursus kepelatihan AFC Pro. Dimana setelah menyelesaikan ini pelatih bisa menukangi Timnas atau tampil di LCA (Liga Champion Asia) atau Piala AFC. Syarat untuk mendapatkan lisensi AFC Pro, harus berkarir sebagai pelatih selama 5 tahun dan memiliki pengalaman melatih di tim profesional atau pernah terlibat di staf kepelatihan tim nasional.

Baca Juga:Ribuan Orang Jadi Korban, Ini Penyebab Gempa Turki Begitu Mematikan

Nah, yang sering terjadi kesalahan itu disaat selesai mengambil kursus lisensi AFC B dimana kebanyakan orang malah memilih menukangi tim Liga 2 atau tetap menjadi pelatih di tim Liga 3 untuk mempercepat pengambilan lisensi yang lebih tinggi. Seharusnya pelatih belajar dahulu lagi dengan menjadi asisten pelatih di tim Liga 1, ini berlaku jika pelatih bukan mantan pemain sepakbola profesional. 

Selanjutnya pelatih bisa memilih dari dua jalur, karena telah menyelesaikan kursus kepelatihan AFC A, menjadi pelatih kepala di tim Liga 1, 2, atau 3 atau menjadi asisten pelatih dari tim-tim di negara Asia lainnya untuk belajar kembali dari pelatih kepala di tim tersebut.

Namun, seharusnya jangan dulu mengambil kursi kepelatihan di tim-tim lokal. Lebih baik keluar dari Liga Indonesia, belajar dengan pelatih di negeri asia lain dahulu. Guna memperkaya pengetahuan pelatih tentang manajemen kepelatihan, gaya melatih pemain sepakbola, dan menerapkan role pemain secara maksimal.

Hal seperti ini jarang sekali dilakukan oleh pelatih yang lahir bukan dari pemain sepakbola profesional. Terkadang memang dari kualitas pelatihan didalam kursus ataupun kurikulum dari kepelatihan yang membuat pelatih kurang bagus. Namun beberapa kasus kegagalan seorang pelatih dikarenakan kurangnya pengalaman dan pengetahuan dalam melatih agar pemain mencapai peak ability-nya dan memaksimalkan role pemain, di dalam taktik atau formasi yang dipilih. (Rizal/*)

Berita Terkait

Tag

terpopuler

Olahraga

Terkini

Loading...
Load More
Ikuti Kami

Dapatkan informasi terkini dan terbaru yang dikirimkan langsung ke Inbox anda