Suara Denpasar - Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang mencapai 42 persen membuat internal PDI Perjuangan ribut.
Sebab, angka itu melebihi elektabilitas "Putri Mahkota" Puan Maharani.
Ributnya internal Golkar itu tentu membuat Golkar Happy, bahkan Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus yang menyebut internal PDI Perjuangan ribut. Namun, tak beberapa lama kemudian Paulus akhirnya meminta maaf.
Namun begitu pengamat politik dan filsuf jebolan Universitas Indonesia Rocky Gerung menilai bahwa elektabilitas Ganjar Pranowo itu diduga ada penggelembungan angka.
"Pembusukan itu pertama-tama biang keladinya adalah opini publik yang bukan berasal dari publik. Tapi, direkayasa oleh lembaga survei itu," katanya saat bincang-bincang santai bersama jurnalis senior Hersubeno Arief di kanal youtubenya seperti dikutip denpasar.suara.com, Minggu 25 Desember 2022.
"Golkar itu tahu bahwa bagian yang paling sensitif dari politik adalah mengukur lawan politik dengan cara menyudutkan," imbuhnya terkait pernyataan Paulus.
Sebelumnya, Charta Politika Indonesia merilis survei terbaru pada Kamis, 22 Desember. Di mana elektabilitas Ganjar Pranowo meraup suara 42,8 persen.
Anies Baswedan mendapat 28,1 persen, Prabowo Subianto 23,9 persen, dan responden yang tidak menjawab sebanyak 5,2 persen. Jika berlangsung satu putaran maka potensi Ganjar Pranowo untuk menang sangatlah besar.
Rocky Gerung menjelaskan, saat ini yang punya tim atau lembaga survei yang valid adalah Partai Golkar dengan metodelogi yang jelas.
Baca Juga:Daerah Kaya, tapi Miskin! Rocky Gerung: Masuk Akal Pingin Merdeka
Jadi, hemat dia, Golkar memiliki data yang jelas soal elektabilitas bakal calon presiden saat ini. Baik itu Puan Maharani mapun Ganjar Pranowo.
"Golkar betul, bahwa PDIP akhirnya berkelahi. Semua orang tahu bahwa perkelahian itu juga baik Golkar sebutkan atau enggak sebutkan? Maka orang akan tahu bahwa itu gara-gara Ganjar dan PDIP panas terus di dalam," tukasnya. ***