Suara Denpasar - Lagi-lagi Kang Dedi Mulyadi membuat kehebohan di muka publik. Kali ini bahkan Dedi Mulyadi sampai melabrak kades perempuan pimpinan Desa Benteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta.
Awalnya kehebohan terjadi saat Dedi Mulyadi datang dalam acara Demplot Ketahanan Pangan yang diadakan oleh perusahaan pertanian bekerja sama dengan Kodim 0619 Purwakarta.
Dedi Mulyadi datang dengan bersungut-sungut dan mengatakan bahwa perusahaan pertanian tersebut telah menyerobot sebagian tanah miliknya yang digunakan sebagai demplot.
Kang Dedi lantas meminta ganti rugi uang kepada panitia penyelenggara kegiatan Demplot sebesar Rp 300 ribu per meter perseginya atau total Rp 3 miliar untuk satu hektare tanahnya yang diduga diserobot.
Baca Juga:Batal Datang ke Bali, Luhut Kena Prank Elon Musk?
"Ini sebagian tanah saya keambil,” ucap Dedi Mulyadi.
"Urusannya bagaimana ini? Nggak apa-apalah Rp 300.000 per meter jadi Rp 3 miliar, sekarang saya minta DP dulu Rp 1,5 miliar,” imbuhnya lagi.
Panitia penyelenggara dan beberapa orang terlihat panik. Mereka berusaha menenangkan Dedi Mulyadi dan membujuknya agar bisa bicara dengan tenang.
"Nanti kita selesaikan, Pak. Nanti kita duduk bareng untuk bicarakan itu,” ucap seorang panitia kegiatan.
Dedi Mulyadi lantas memanggil kepala desa Benteng yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan Demplot itu. Ia lantas bertanya mengenai tanahnya yang diserobot.
Baca Juga:Salut! Dedi Mulyadi Pernah Lakoni Kerja Nukang, Demi Bisa Beli Kambing dan Jas untuk Nikah
"Ini tanah saya sebagian keambil satu hektare. Lumayan dijual pakai kawin cukup tahu gak?” kata Kang Dedi ke kades Benteng.
“Sudah ada calonnya, Pak?” tanya balik Bu Kades.
Mendapat pertanyaan seperti itu, Dedi Mulyadi bertambah murka. Ia lantas melabrak kepala desa perempuan itu.
Dedi Mulyadi menyayangkan jika kepala desa sampai tidak tahu ada kegiatan yang melanggar hak orang lain.
"Kepala desa itu jangan ngurus lipstik ama bedak aja, Bu,” kata Kang Dedi.
Setelah lama berdebat, akhirnya Kang Dedi meminta dompet masing-masing panitia untuk mengambil uang mereka dan tiba-tiba menyerahkannya kepada Bu Kades Benteng.
Sembari menahan tawa, Kang Dedi justru akhirnya mengungkapkan bahwa sebenarnya ia tak memiliki tanah di area itu. Ia hanya berniat melakukan 'prank' kepada panitia penyelenggara lantaran pihak pimpinan perusahaan pertanian itu dulunya pernah ditegur terkait penambangan tanah di Desa Cibukamanah, Kecamatan Cibatu, Purwakarta.
"Aslinya emang saya ada tanah di sini? Kagak ada! Ada juga tanah Perhutani tuh. Jauh itu,” kata Kang Dedi disambut tawa semua orang.