Suara Denpasar-Belanja on line saat ini menjadi salah atu metode belanja yang disukai masyarakat umum. Hal itu karena kemudahan yang dinikmati konsumen.
Dimana konsumen tak perlu berjalan jauh untuk membeli barang yang diinginkan. Hingga cari saja di toko on line, lalu membuat pesanan.
Setelah membuat pesanan, konsumen tinggal menunggu, barang yang telah dibeli akan diantar langsung ke rumah pembeli oleh kurir. Namun belanja secara on line tak selalu berjalan dengan baik.
Tak sedikit konsumen bisa saja menjadi korban penipuan oleh produsen yang menjual barang secara on line. Seperti yang dialami seorang pemuda di Denpasar, Bali bernama Villi.
Pria tersebut baru-baru ini memesan barang on line di salah satu toko on line. Jenis barang yang dipesannya adalah satu unit perangkat televisi.
Untuk bisa mendapatkan barang tersebut, Villi harus melakukan pembayaran terlebih dahulu. Setelah melakukan pembayaran biar transfer, barulah penjual melakukan pengiriman barang.
"Saya memesan barang dari luar pulau Bali," katanya baru-baru ini. Harga barang yang dipesannya terbilang lumayan. Berkisar Rp200 ribuan.
Setelah melakukan pembayaran, Villi kemudian menunggu beberapa hari sebelum akhirnya pesanannya sampai di tangannya. Tiga hari kemudian, barang pun sampai.
"Saat itu sekitar tiga sampai empat hari, barulah paket barangnya sampai," ujarnya. Saat paketan tiba dan diterima, dia langsung membuka bungkusan tersebut.
Dia kaget, ternyata yang ada di dalam bungkusan itu bukanlah barang yang dia beli, yakni perangkat televisi. Dia malah mendapatkan satu bungkus garam dapur halus.
"Isinya ternyata garam. Saya kaget," katanya lagi. Dia sempat menghubungi toko on line tersebut. Namun sayangnya kontaknya telah diblokir. Dia akhirnya sadar, dirinya telah jadi korban penipuan.
"Saya hanya bisa pasrah. Ini jadi pelajaran buat saya untuk lebih hati-hati lagi saat belanja on line," tandasnya.