WALHI Bali: Proyek Tol Terabas 480,54 Hektar Persawahan, Produksi Beras Berkurang 2.883 Ton

Direktur Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Bali I Made Krisna Dinata alias Bokis

Pratama
Senin, 17 Oktober 2022 | 17:06 WIB
WALHI Bali: Proyek Tol Terabas 480,54 Hektar Persawahan, Produksi Beras Berkurang 2.883 Ton
Direktur Walhi Bali I Made Krisna Dinata alias Bokis (Istimewa)

Suara Denpasar - Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Bali I Made Krisna Dinata alias Bokis menyatakan dampak lingkungan terkait proyek tol begitu besar.

Selain merusak alam juga akan mengurangi pasokan pangan Bali karena akan menerabas terusan hektar persawahan.

Kepada denpasar.suara.com, Senin (17/10/2022), Bokis meningkatkan dalam Dokumen KA Andal Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi terdapat 488,13 hektar perkebunan, kawasan hutan lindung Bali Barat seluas 75,14 hektar, Taman Nasional Bali Barat seluas 20,36 hektar, menerabas sungai seluas 22,7 hektar, pemukiman/rumah tinggal seluas 20 hektar, serta kebun milik Pemprov Bali seluas 49,6 hektar.

Dalam data tersebut dikatakan jika ada lahan pertanian yg terkena sejumlah 188,31 hektare merupakan area sawah irigasi. 
Sedangkan data temuan WALHI Bali berbeda, yakni tercatat ada 480,54 hektar persawahan yang terkena trase tol, dengan total menerabas 98 subak.

Baca Juga:Banjir Bandang di Karangasem, 2 Anak Meninggal Dunia

"Dalam konsultasi-konsultasi penyusunan Andal kami WALHI Bali sudah sangat sering memberikan tanggapan atau surat protes terkait hal ini yang harapannya masukan kami bisa dijadikan pertimbangan," katanya.

"Sebab, trase Tol melewati sawah yg berfungsi sebagai Jasa Penyedia pangan Bali intensitas Sedang hingga tinggi menurut data P3 Ekoregion Bali-Nusra.

Sehingga hilangnya Sawah dengan luasan 480,58 Ha pastinya akan berpengaruh terhadap ketersediaan pangan di Bali," imbunya.

Hitung-hitungan kasar WALHI Bali satu hektar lahan sawah sedikitnya menghasilkan beras 6 ton.

Maka, proyek pembangunan Jalan tol Mengwi-Gilimanuk yang menerabas area sawah seluas  480,54 Ha, mengurangi produksi beras di Bali sebanyak 2.883,24 (dua ribu delapan ratus delapan puluh tiga koma dua puluh empat) ton.

Baca Juga:Saat Ferdy Sambo Marah Besar ke Bawahan dan Bohongi Atasan, Kata Jaksa

Hilangnya lahan pertanian yang berdampak pada menurunnya produksi beras akibat rencana proyek tersebut tentu bertentangan dengan misi Gubernur Bali.

"Yaitu Memastikan terpenuhinya kebutuhan pangan dalam jumlah dan kualitas yang memadai bagi kehidupan Krama Bali, serta mewujudkan kemandirian pangan, meningkatkan nilai tambah dan daya saing pertanian, dan meningkatkan kesejahteraan petani," sentil dia.

Apakah proyek yang merusak lahan persawahan tersebut menjamin misi Gubernur Bali yaitu Mewujudkan kemandirian pangan dan terpenuhinya kebutuhan pangan?

Tentu hal ini sangat bertentangan dengan visi misi Koster selaku Gubernur Bali  "Saat ini, berdasarkan kajian dari Prof.

Windia ahli pertanian, saat ini Bali sedang mengalami defisit beras sebanyak 100 ribu ton beras per tahunnya," ingat Bokis.

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

Bali

Terkini

Tampilkan lebih banyak