Suara Denpasar- Tim Najwa Shihab yang berada di awak media Narasi diretas oleh pihak yang belum diketahui hingga kini pelakunya.
Bukan hanya awak redaksi atau anak buah Najwa Shihab yang masih aktif saja, namun mantan crew juga turut diretas oleh pelaku.
Aksi ini kemudian mendapatkan empati dari publik hingga muncullah gerakan serta desakan agar pihak kepolisian segera mengusut dan menangkap pelakunya.
Publik juga menuntut transparansi dari kepolisian terkait dengan kasus ini.
Baca Juga:Kembali Viral Video Najwa Shihab dan Agnez Mo Tertawakan Tukang Nyinyir, Sindir Nikita Mirzani?
Gerakan penandatanganan petisi kini sudah diikuti ribuan orang yang bersepakat meminta kepolisian untuk mengusutnya.
"Peretasan secara sistematis dan terbesar dialami awak media Narasi. Sedikitnya 37 karyawan dan eks karyawan Narasi menjadi target peretasan di akun Whatsapp, Telegram, Instagram, Facebook hingga Twitter sejak Jumat 23 September 2022," demikian pernyataan dari laman change.org yang memuat petisi, Jumat (30/9).
Tercatat hingga Jumat siang ini sudah ada sekitar 9.690 warganet yang menandatangani petisi tersebut.
Mereka mendesak kepolisian untuk mengusut kasus peretasan yang menjadi terbesar dalam empat tahun terakhir ini.
"Kita mengenal Narasi adalah salah satu media yang selama ini konsisten memproduksi liputan yang berdampak bagi publik. Artinya, peretasan ini bukan hanya serangan terhadap kru Narasi semata, tapi juga terhadap publik," jelas pernyataan di laman change.org.
Baca Juga:Bakal Ada SIM Khusus untuk Pengendara Moge, Berapa Biayanya?
Serangan ini bertujuan menghambat kebebasan pers yang dijamin kemerdekaannya oleh Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
AJI Indonesia mencatat telah terjadi 8 kasus peretasan terhadap jurnalis dan media.
SAFEnet yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat untuk menangani kasus-kasus serangan digital, mencatat terdapat 48 insiden peretasan yang dialami oleh jurnalis, aktivis, mahasiswa, buruh, dan dosen.
Namun tidak satupun kasus peretasan terhadap jurnalis maupun kelompok masyarakat kritis lainnya yang diungkap siapa pelakunya.
"Karena itulah kami mendesak Kepala Kepolisian RI Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengusut pelaku peretasan terhadap kru Narasi. Pengusutan yang transparan akan menjadi bukti bahwa tidak ada unsur negara yang terlibat dalam serangan peretasan ini," jelas keterangan tersebut. ***