Kisah Hidup Ferdy Sambo, dari Lahir, Sekolah, Karier, hingga Dipecat dari Polri

Kisah hidup Ferdy Sambo berakhir menyakitkan. Dia akhirnya disanksi pecat atau pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) setelah sidang banding menolak permohonannya pada Senin, 19 September 2022.

Aryo
Senin, 19 September 2022 | 16:09 WIB
Kisah Hidup Ferdy Sambo, dari Lahir, Sekolah, Karier, hingga Dipecat dari Polri
Kolase, Ferdy Sambo saat rekonstruksi (foto kiri), Ferdy Sambo saat jadi Koorspripim Polri (kanan bawah), dan Ferdy Sambo jadi Kadiv Propam Polri (kanan atas). (Suara.com/ Youtube Divpropam Polri)

Suara Denpasar – Kisah hidup Ferdy Sambo berakhir menyakitkan. Dia akhirnya disanksi pecat atau pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) setelah sidang banding menolak permohonannya pada Senin, 19 September 2022.

Ketua Sidang Banding Komisi Kode Etik Polri (KKEP), Komjen Agung Budi Maryoto bersama empat hakim sidang banding secara bulat memutuskan Ferdy Sambo dipecat dari anggota Polri karena perbuatannya membunuh Brigadir Joshua serta menghalangi penyidikan sebagai perbuatan tercela.

“Memutuskan permohonan banding saudara pemohon banding, nama Ferdy Sambo […] Satu: menolak permohonan banding pemohon banding,” ucap Komjen Agung Budi Maryoto selaku ketua sidang banding KEPP, disiarkan lewat Youtube Polri TV.

Perjalanan Hidup Ferdy Sambo

Baca Juga:Kisah Asmara Ferdy Sambo-Putri Candrawathi, Awalnya Cinta Monyet, Kini Terancam Menua di Penjara

Tanggal 9 Februari 1973, seorang bayi lahir di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, 100 kilometer di utara Kota Ujung Pandang. Ujung Pandang adalah nama Kota Makassar sebelum tahun 1999.

Bayi laki-laki itu kemudian diberi nama Ferdy Sambo. Sambo adalah nama marga, kebetulan dia dari keluarga, Toraja.

Masa pendidikan umumnya dihabiskan di Kota Ujung Pandang. Kelak nama kota ini berubah menjadi Makassar.

Ia memulai sekolah pada usia 6 tahun di SD Khatolik Mamajang, Ujung Pandang pada 1979. Selama enam tahun di bangku sekolah dasar, ia kemudian masuk ke SMPN 6 Ujung Pandang pada 1985 sampai 1988.

Saat menimba ilmu di SMPN 6 Ujung Pandang, Ferdy bertemu Putri Candrawathi, gadis keturunan Bali yang merupakan anak jenderal TNI. Mereka pun menjalin cinta. Cinta monyet, tentunya.

Baca Juga:Kisah Asmara Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Cinta Pertama yang Tumbuh di Sekolah Anak Para Jenderal

"Mereka sudah dekat sejak di SMPN 6 itu," kata Ramlah Abdullah, pengurus Ikatan Alumni SMPN 6 Makassar.

Tahun 1988, Ferdy dan Putri lulus SMP. Mereka melanjutkan pendidikan di sekolah favorit di Ujung Pandang kala itu. Yakni SMAN 1 Ujung Pandang dari 1988 hingga 1991. Kini disebut SMAN 1 Makassar atau Smansa Makassar.

Andi Amiruddin Pallawa Rukka, teman sekolahnya mengingat Peppi, nama panggilan Ferdy Sambo, sebagai anak yang baik. Ia mengenal Ferdy yang aktif di ekstrakulikuler Taekwondo.

"Dia dikenal baik dan cerdas. Disiplin juga," kenang Amiruddin.

Hubungan antara Ferdy dan Putri masih berlanjut hingga SMA. Tapi, Agussalim Narwis mengingat, hubungan Ferdy dan Putri renggang setelah Ferdy lulus sebagai taruna Akpol pada 1991. Sedangkan Putri melanjutkan pendidikan sebagai dokter gigi.

Dalam hitungan tiga tahun, Ferdy Sambo akhirnya resmi menyandang inspektur polisi dua (Ipda) setelah lulus Akpol pada 1994. Ia pun mendapat tugas pertamanya sebagai perwira samapta (Pamapta) di Polres Metro Jakarta Timur pada 1995.

Hanya setahun menjadi Pamapta, dia pun mendapat kesempatan mendapat jabatan sebagai Kanit Buser Polres Metro Jakarta Timur pada 1996. Tugasnya adalah memburu para bandit di wilayah Jakarta Timur.
Sepanjang tahun 1997 sampai 1999, dia sempat pindah tugas sebagai Kanit Resintel Polsek Metro Pasar Rebo dan Polsek Metro Cakung.

Berkat prestasinya, jabatan Wakapolsek Metro Matraman pun dia sandang pada 1999, kemudian menjadi Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur pada 1999 sampai 2001.

Saat menjadi Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur Ferdy melangsungkan pernikahan dengan Putri Candrawathi, cinta pertamanya yang pernah terpisah.

"Sempat terpisah karena pendidikan tapi kemudian bertemu kembali dan menikah," lanjut Agussalim.

Bersama Putri, Ferdy memiliki tiga anak kandung. Yang pertama sudah berusia 21 tahun, yang kedua sudah 17 tahun, dan yang ketiga baru berusia 15 tahun. Yang terakhir ini masih sekolah di SMA Taruna Nusantara Magelang, yang tamatannya banyak berkiprah di kepolisian dan militer. Pasangan ini juga mengangkat satu anak yang berusia 1,5 tahun.

Sejumlah jabatan mentereng pernah dia pegang. Seperti menjadi Kasat Reskrim Polres Bogor pada 2003 sampai 2004, hingga menjadi Wakapolres Sumedang Polda Jabar pada 2007–2008.

Salah satu tonggak dalam perjalanan karier Ferdy adalah ketika menjadi  Kapolres Purbalingga pada 2012. Kemudian menjadi Kapolres Brebes pada 2013. Pangkatnya sudah AKBP.

Putri Candrawathi sudah berhenti dari menjalankan profesinya sebagai dokter gigi. Mengikuti perjalanan karier Ferdy Sambo sebagai Ibu Bhayangkari. Di kabupaten yang terkenal bawang dan telur asin itu pula, Ferdy “menemukan” Kuat Ma’ruf yang dijadikaan sopir untuk istrinya.

Ferdy makin dekat dengan kekuasaan di Polri setelah melepas jabatan Kapolres Brebes pada 2015. Jabatan barunya adalah Wadirreskrimum Polda Metro Jaya. Pada tahun itu juga, ia bertemu Irjen Tito Karnavian yang mendapat mandate sebagai Kapolda Metro Jaya.

Saat karier Tito menanjak sebagai Kapolri pada tahun 2016, karier Ferdy ikut menanjak. Ia mendapat jabatan baru sebagai Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri, kemudian menjadi Kasubdit III Dittipidum Bareskrim Polri sampai 2018.

Momen yang paling menentukan karier Ferdy adalah ketika menjadi Koorspripim Polri pada 2018. Dengan jabatan itu, dia menjadi orang yang paling dekat dengan Jenderal Tito Karnavian, sang Kapolri. Pangkatnya sudah Kombes.

Ke mana pun Tito pergi, Kombes Ferdy Sambo hampir selalu ada di sampingnya. Ketika Tito dijadikan sebagai Mendagri pada 2019, Ferdy tak kehilangan pegangan. Jenderal Idham Aziz yang menjadi Kapolri malah memberinya kepecercayaan sebagai Dirtipidum Bareskrim Polri.

Seiring dengan itu, Ferdy pun naik kelas sebagai perwira tinggi dengan jabatan brigadir jenderal (Brigjen), atau jenderal bintang satu.

Bukan sekali Jenderal Idham Aziz memberi hadiah kepada Ferdy Sambo. Pada tahun 2020, dia mendaulat Ferdy Sambo untuk memegang jabatan sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri. Dengan demikian, Ferdy telah layak menyandang jenderal bintang dua bergelar Irjen Pol.

Usia Ferdy masih 47 tahun kala menggaet pangkat Irjen. Dia pun menjadi jenderal bintang termuda. Dalam 26 tahun kariernya di kepolisian, dia telah menaiki delapan tangga kepangkatan, dari Ipda sampai Irjen Pol.

Pada 6 Juli 2022 malam, Ferdy merayakan ulang tahun pernikahan dengan Putri di Magelang. Turut serta para ajudan dan pembantunya. Sehari kemudian, pagi-pagi, Ferdy pergi dari rumah di Magelang kembali ke Jakarta.

Sang istri baru menyusulnya 8 Juli 2022. Berangkat pagi bersama para sopir dan ajudan, Putri Candrawathi tiba di rumahnya di Jalan Saguling, Jakarta Selatan.

Di rumah pribadi Jalan Saguling, anggota rombongan dites swab. Setelahnya, mereka bergeser ke kompleks rumah dinas Polri, Duren Tiga, yang berjarak hanya 400 meter.

Di rumah dinas itu lah, Brigadir Joshua atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, ajudannya ditembak. Mati. Ferdy membuat skenario, istrinya dilecehkan Brigadir Joshua, hingga terjadi baku tembak antara Bharada Richard Eliezer (E) dengan Brigadir Joshua.

Ia perintahkan pula sejumlah bawahannya di Divisi Propam Polri dan loyalisnya Polres Jakarta Selatan, Polda Metro Jaya, hingga Dittipidum Bareskrim Polri, untuk membantu skenario pelecehan seksual dan tembak-menembak.

Segala barang bukti yang dapat mencium skenarionya dibersihkan. Termasuk CCTV. Anak buahnya ikut dikirim ke rumah duka di Jambi agar tidak membuka peti jenazah.

Tapi, bangkai tetap lah bangkai. Aroma tercium juga. Skenario yang sudah dikarang dengan segenap upaya dengan melibatkan anak buah dan anteknya terbongkar juga. Dari keluarga membeber banyaknya kejanggalan. Presiden Jokowi sampai empat kali meminta agar kasus penembakan Brigadir Joshua dibuka secara transparan. Menkopolhukam Mahfud MD terus menekan.

Sepuluh hari, atau 18 Juli 2022, setelah peristiwa kematian Brigadir Joshua, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menonaktifkan Ferdy Sambo dari jabatan Kadiv Propam Polri.

Pada 4 Agustus 2022, Ferdy Sambo resmi dicopot dari jabatan Kadiv Propam Polri. Kemudian pada 9 Agustus 2022, ia ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Brigadir Joshua.

“Timsus (tim khusus) telah memutuskan, menetapkan saudara FS (Ferdy Sambo) sebagai tersangka,” ucap Jenderal Listyo Sigit Prabowo di hadapan para jurnalis Selasa sore.

Tidak berhenti di sana. Sang istri, Putri Candrawathi juga jadi tersangka pada 19 Agustus 2022. Tiga orang lagi jadi tersangka pembunuhan. Total lima orang.

Begitu juga para bawahan dan loyalisnya yang membantu menghalangi penyidik jadi tersangka. Total ada tujuh orang jadi tersangka, termasuk Ferdy.

Nasibnya di kepolisian juga di ujung tandung. Pada 26 Agustus 2022 dia divonis pecat dari kepolisian. Upaya banding yang dia mohonkan pun ditolak pada Senin, 19 September 2022.

Mulai tanggal 19 September 2022, dia pun secara resmi bukan anggota Polri. Pangkat jenderal bintang dua, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) pun ikut dilucuti. Dia kini sudah menjadi orang biasa, dengan pangkat baru yang masih tersisa: TERSANGKA, kelak jadi TERDAKWA, dan bisa jadi TERPIDANA bila pengadilan menyatakan dia terbukti membunuh ajudannya, dan menghalangi penyidikan.

Profil Irjen Pol Ferdy Sambo:

Nama: Ferdy Sambo

Tempat Tanggal Lahir: Kabupaten Barru, 9 Februari 1973.

Istri: drg. Putri Candrawathi

Anak: 4

Pendidikan Umum:
- SD Khatolik Mamajang, Makassar (1979-1985)
- SMPN 6 Makassar (1985-1988)
- SMAN 1 Makassar (1988-1991)
- Universitas Borobudur, Jakarta (1996-2000)

Pendidikan Kepolisian:
- Akpol (1991-1994)
- Dikjur PA Dasar Reserse (1995)
- Dikjur PA Lan Reserse Narkoba (1999)
- Kursus Intensif Bahasa Inggrs (KIBI) PTIK (2001)
- PTIK (2001-2003).

Riwayat Jabatan:
- Pamapta Polres Metro Jakarta Timur (1995-1996)
- Kanit Buser/ Katim Tekab Polres Metro Jakarta Timur (1996–1997)
- Kanit Resintel Polsek Metro Pasar Rebo Polres Jaktim (1997-1997)
- Kanit Resintel Polsek Metro Cakung Polres Jaktim (1997–1999)
- Wakapolsek Metro Matraman Polres Metro Jakarta Timur (1999–1999)
- Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur (1999–2001)
- Kasat Reskrim Polres Bogor Polda Jabar (2003–2004)
- Kanit IV Satops I Dit Reskrim Polda Jabar (2004–2005)
- Kasubbag Reskrim Polwil Bogor (2005–2007)
- Wakapolres Sumedang Polda Jabar (2007–2008)
- Kasiaga Ops BiroOps Polda Metro Jaya (2008–2009)
- Kasat V Ranmor Dit Reskrimum Polda Metro Jaya (2009–2010)
- Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat (2010–2012)
- Kapolres Purbalingga (2012–2013)
- Kapolres Brebes (2013–2015)
- Wadirreskrimum Polda Metro Jaya (2015–2016)
- Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri (2016)
- Kasubdit III Dittipidum Bareskrim Polri (2016–2018)
- Koorspripim Polri (2018–2019)
- Dirtipidum Bareskrim Polri (2019–2020)
- Kadiv Propam Polri (2020–2022)
- Pati Yanma Polri (2022)
- Dipecat dari Polri (19 September 2022).

(Suara.com dan berbagai sumber)

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak