Gara-gara Mulut Ember, TKW Indonesia di Singapura Disiksa

tapi sesama TKW yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga (ART) atau istilahnya worker

Pratama
Minggu, 18 September 2022 | 16:13 WIB
Gara-gara Mulut Ember, TKW Indonesia di Singapura Disiksa
Ilustrasi beberapa TKW asal Indonesia (YouTube)

Suara Denpasar - Sudah menjadi rahasia umum banyak Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia yang bekerja di luar negeri menjadi korban penyiksaan.

Bukan hanya oleh majikan, tapi sesama TKW yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga (ART) atau istilahnya worker.

Kondisi memprihatinkan itu terungkap dalam channel YouTube TKW Lovers berjudul "TKW Singapore pengalaman pertama masuk rumah majikan.

Dah, Dig,Dig, Ser!!". Fitri Aida, tenaga kerja wanita itu mengaku awal mula di Singapura seperti orang linglung. Maklum, dirinya berasal dari desa dan kini berada di negara metropolis, Singapura.

Baca Juga:TKW Hongkong Nekat Utang 66 Ribu Dolar: Aku Kudu Piye, Debt Collector Menanti

"Linglung, lirik kiri kanan. Apa saja," katanya dalam video tersebut. Saat itu majikannya adalah orang kantoran yang tidak tahu teknis kerja rumahan.

Jadi, sebelum dia bekerja harus di training dulu oleh worker sebelumnya. Setidaknya waktu dua Minggu yang dijalani dalam pelatihan singkat di rumah majikan baru itu.

Di sisi lain, dirinya merasa nyaman karena majikannya sangat baik. Selain memberikan kamar pribadi, dirinya juga boleh mandi air hangat.

"Boleh mandi dengan water heater ada dua kamar mandi," begitu kata majikannya.

Tapi yang tidak mengenakkan malah didapat dari ART sebelumnya. Dia mengaku dibentak-bentak dan sampai menangis. Dia itu bukan bos, dia itu sesama working. Tapi, gayanya itu lho," paparnya.

Baca Juga:Full Servis TKW sampai di Kamar, Demi Akong Rela Tidur Seranjang

Lain lagi kisahnya yang mengaku pernah disiksa karena mulut ember ART lainnya. Padahal, ART yang dimaksud sesama orang Indonesia.

"Saya disiksa karena mulut sesama worker. Walaupun kita temen satu tanah, satu tanah kelahiran. Saya disiksa," kisah dia.

Jadi, saran dia bagi ART yang akan bekerja di Singapura ada baiknya memilih job di mana hanya ada satu pekerja.

Jika lebih dari satu maka riskan antar sesama ART saling adu domba kepada majikan. Ini sebagai langkah antisipasi terkait pengalaman buruk yang pernah dia terima akibat mulut ember sesama ART. ***

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak