Suara Denpasar- Kecurangan pemilu kini dilakukan oleh peserta pemilu yakni partai politik sendiri.
Kondisi ini berbeda dengan yang terjadi saat orde baru (orba) berkuasa, yang mana kecurangan dilakukan oleh pemerintah.
Saat itu lembaga-lembaga pemerintah termasuk aparat keamanan militer menjadi kaki tangan untuk memenangkan satu partai saja, yakni Golkar.
Karena itu pemenangnya juga sudah bisa ditebak, yakni Golkar. Namun kini kondisi sudah berubah.
Baca Juga:Faizal Assegaf, Dulu Dilaporkan Nahdlatul Ulama, Kini Berurusan dengan Erick Thohir
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan soal perbedaan pemilu masa kini dan era orba, dalam sebuah seminar nasional di Balai Senat UGM, Yogyakarta, Sabtu.
Mahfud MD menjelaskan soal bagaimana perbedaan pola kecurangan pemilihan umum di masa kini dan era Orde Baru.
"Sekarang, pemerintah tidak ikut curang di pemilu. Sekarang curangnya horizontal, parpol ini mencurangi parpol ini," kata Mahfud.
Pemerintahan di era Orde Baru, katanya, melakukan kecurangan melalui Lembaga Pemilihan Umum (LPU) yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk memenangkan Partai Golkar.
Saat itu kata dia muncul istilah "ABG", yang merupakan singkatan dari ABRI, Birokrasi, dan Golkar, sebagai kekuatan yang menguasai setiap kontestasi politik di Indonesia.
Baca Juga:Pasca Didatangi Baim Wong, Warteg Barokah yang Selamat dari Kebakaran Malah Dicoret-coret Warga
"Jadi, pemilu yang dulu curangnya dari atas," katanya seperti dilansir dari laman ANTARA.
Meski kecurangan dalam pemilu masih ada saat ini, katanya, sistem demokrasi di Indonesia sudah lebih baik dan maju dibandingkan saat Orde Baru. ***